Eriksen Terselamatkan Oleh CPR, Ini Pentingnya Mengetahui dan Mempelajari CPR
By Nad
nusakini.com - Internasional - Christian Eriksen menjadi trending topic di twitter ketika ia terjatuh saat sedang dalam pertandingan liga Eropa. Namanya menduduki peringkat 1 dan berisikan pesan-pesan dari penggemar yang mendoakan kesehatannya agar segera pulih.
Beberapa pengguna twitter mengapresiasi tindakan cepat rekan tim Eriksen dan juga tim medis yang bertugas, mereka mengatakan bahwa pertolongan CPR yang diberikan menyelamatkan nyawa Eriksen. Hal ini dibenarkan oleh dokter tim Denmark, Morten Boesen. Ia menjelaskan bahwa satu detik pun sangat krusial dalam melakukan resusitasi denyut Eriksen.
Tagar Eriksen akhirnya dipenuhi informasi mengenai cara melakukan CPR. Tidak sedikit warganet dari Indonesia menyuarakan perlunya pembelajaran mengenai CPR untuk siswa-siswa yang masih duduk di sekolah, menurut mereka pengetahuan ini akan sangat membantu ketika terjadi peristiwa seperti Eriksen di kemudian hari.
Apa itu CPR?
CPR (cardiopulmonary resuscitation) atau RJP (Resusitasi Jantung Paru) adalah upaya mengembalikan fungsi paru dan sirkulasi darah ketika terjadi henti jantung. Menurut American Health Association (AHA), berhentinya sirkulasi darah dalam tubuh serta pernapasan bisa mengakibatkan kematian dalam jangka waktu 8-10 menit. Pemberian CPR akan membantu sirkulasi darah yang berisikan oksigen agar tetap bisa tersalurkan ke otak dan seluruh tubuh.
CPR harus segera dilakukan karena setiap detik yang dilalui ketika terjadi henti napas dan/atau henti jantung sangatlah berarti. Maka dari itu, CPR merupakan pengetahuan yang seharusnya dimiliki oleh semua orang.
Cara Melakukan CPR
Berdasarkan gambar di atas, cara melakukan CPR berbeda berdasarkan usia pasien. Pada usia dewasa, dianjurkan untuk menggunakan kedua tangan dengan jari-jari yang saling bertautan untuk menekan dada pasien. Bagi anak usia 1 hingga 8 tahun, CPR dilakukan menggunakan satu tangan saja, dan bagi bayi, hanya menggunakan dua jari.
Selain itu, pemberi CPR perlu melakukan sekitar 30 kali kompresi, dan sekitar 100-120 kompresi tiap menit. Disarankan juga untuk melakukan nafas buatan selama melakukan kompresi.
Pemberian kompresi pada dada ini sebaiknya terus dilakukan hingga denyut dari pasien bisa dirasakan kembali. (dd)